Minggu, 05 Desember 2010

Memahami arti cintamu dan cintaku...


Jiwa dan hatiku penat...galau...risau..'tak ada ketenangan, tak ada kedamaian dan kenyamanan seperti yang aku rindukan. 
Pagi akan segera menjelang dalam hitungan jam. Tubuhku letih, namun mataku belum mampu terpejam. Seperti yang sudah-sudah, wajahmu kembali hadir. Namamu kembali terngiang, sembari benakku melafal segala yang kuingat tentang kamu.
Bagaimana bisa, aku pun tak paham. Baru beberapa malam lalu pedih datang menggigit. Namun kini ia menyublim, menguap. Patah hati seharusnya tak sesingkat itu.
 
Barangkali otakku mengabadikanmu dan hatiku terlanjur menyimpanmu. Atau barangkali, semua cuma kabut yang mampir untuk berlalu.

Aku ingin memahami kita. Aku ingin memahami kamu. Bukan sekali dua kali aku berkhayal; seandainya kita mengawali semua dengan benar. Tetapi yang terjadi jauh dari benar. Kamu dan aku sama-sama tahu, kita memulai dengan salah. Dan barangkali ini yang menjadi upahku—aku tergelincir dan tak ada lenganmu di sana.

Kamu tidak pernah menjadi milikku. Tidak sesaat pun. Otakkulah yang merekam begitu banyak kenangan, merangkainya bersama ilusi dan menipuku. Namun hati selalu tahu. Hatiku tahu. Tapi aku membutakan ini semua, menjadi milikku seutuhnya.

Sekejap, kusayang kamu lebih dari siapa pun. Tanpa sempat kucegah. Tanpa sempat kukekang. Bukan bibirmu. Bukan lidahmu. Bukan lenganmu. Bukan jemarimu. Aku menyayangimu tanpa tahu kenapa. Mungkin inilah yang mereka bilang karma. Barangkali. Aku tak paham. Tak pernah kusayangi orang tanpa apa dan mengapa. 

Malam ini kulepas kamu dengan sebuah doa. Kiranya cinta mengisi hari-harimu dengan senyum dan tawa. Kiranya hatimu senantiasa hidup dan bersinar. Kiranya jiwamu menemukan damai yang kau cari. Kiranya bahagia selalu ada untukmu.

Kiranya kita bahagia. Dengan jalan yang kita tempuh sendiri-sendiri.
Pedih ini perlahan memudar, menguap. Namun aku akan selalu ingat, ia pernah ada. 
Kau dan aku akan selalu ada...untuk waktu yang tak pernah lekang....untuk waktu yang aku-kau berharap tidak akan pernah usai.

terinspirasi oleh Jenny jusuf blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar